Suaraanda.com, Sumedang – Pesisir perairan Waduk Jatigede terutama di sepanjang wilayah Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dipenuhi sampah. Tumpukan sampah, selain membuat pemandangan sekitar pesisir tidak nyaman juga menimbulkan bau tak sedap. Dampak dari bau, dikhawatirkan menjadi sumber penyakit bagi masyarakat.
“Sampah-sampah yang menumpuk berupa potongan bambu dan kayu yang mengambang karena air waduk mulai penuh. Selain itu ada juga sampah yang mungkin dari lingkungan rumah tangga seperti plastik dan sisa sisa barang kelontongan,” ujar Kosam Erawan, tokoh masyarakat Wado, Senin (1/2/2021).
Munculnya tumpukan sampah, kata dia, terlihat setelah tinggi muka air waduk meningkat. Berbeda, ketika muka air surut, sampah tidak tampak di sekitar pesisir.
“Yang saya lihat tumpukan sampah ada di pesisir tugu (Wado) hingga pesisir Kebontiwu (Pawenang, Jatinunggal). Kalau pengendara melintas di jalur jalan Wado-Jatinunggal pasti terlihat, banyaknya tumpukan sampah tersebut,” tuturnya.
Kata Kosam, warga sangat berharap tumpukan sampah di pesisir waduk bisa dibersihkan oleh pihak yang memiliki kewenangan atas perairan waduk. Pasalnya tumpukan sampah selain mengotori lingkungan juga akan berdampak pada kesehatan warga yang dekat dengan pesisir waduk, seperti wilayah Wado.
“Pesisir sekitar Wado juga kan banyak dikunjungi warga yang berwisata atau mencari kuliner. Kalau di pesisirnya banyak sampah mana bisa menarik minat kunjungan,” katanya.
Sementara itu tidak semua warga di sekitar pesisir Waduk Jatigede, wilayah Kecamatan Wado dan Jatinunggal mengeluhkan banyaknya sampah yang menutupi perairan pesisir waduk. Sejumlah warga memanfaatkan kondisi tersebut dengan mengais rezeki dari sampah.
Johan Wahyudi (42) warga Desa Cikareo Selatan Kecamatan Wado mengaku banyaknya sampah di permukaan air Waduk Jatigede sangat menguntungkan dirinya. Ia mengatakan sudah seminggu lebih mengais rezeki dengan memungut rongsokan plastik dari permukaan air waduk.
“Buat orang seperti kami (pemungut sampah) ya menguntungkan. Kalau nggak ada rongsokan nggak ada penghasilan,” kata Johan.
Ia mengatakan, dengan mengumpulkan limbah sampah plastik dari pagi hingga sore hari, dirinya bisa mendapatkan uang sekitar Rp 40 ribu per hari. Sampah plastik yang dikumpulkan Johan dijual ke pengepul. Untuk mengumpulkan sampah plastik yang banyak, Johan rela masuk ke air.
“Lumayan banyak sampah di Jatigede, tapi karena ada sampah kami jadi bisa makan,” ujarnya.
Johan berharap area pesisir Waduk Jatigede tetap dipenuhi sampah, karena itu mengumpulkan rongsokan merupakan andalannya mencari nafkah.”Maunya sih gini (banyak sampah) saja, ya kalau dibersihin kami juga bingung,” tuturnya.
Warga lainnya, Ijung Sutisna (55) dari Desa Wado juga mengaku sudah sekitar satu minggu mengumpulkan sampah limbah kayu di pesisir waduk. Limbah kayu tersebut Ia gunakan untuk bahan bakar di dapur rumahnya.
“Ya alhamdulillah ga usah nyari jauh-jauh, di sini juga banyak buat kayu bakar. Sehari bisa dapat empat ikat dari pagi sampai siang,” tuturnya.