Suaraanda.com, Yaman- Perebutan wilayah Marib dari tangan pasukan Houthi terus dilakukan oleh pemerintah Yaman pada minggu waktu setempat (4/10). Pasukan pemerintah yang didukung pasukan koalisi pemerintah Saudi ini terus melancarkan serangan ke kantong kantong pertahanan Houti di Marib.
sebelum melancarkan serangan sejumlah pasukan melantunkan ayat-ayat Alquran agar memenangkan peperangan dan diberi keselamatan. Mereka meluncurkan tembakan mortir dan senapan mesin ke pegunungan berbatu dalam upaya mengusir pasukan Houti.
Asap hitam tebal dan debu terlihat dari jarak puluhan kilometer atas serangan yang gencar dilakukan pasukan koalisi terhadap pasukan Houti.
Perang ini membuat ratusan warga sipil terlantar di kamp-kamp pengungsian, sementara air, makanan dan obat-obatan dari kelompok-kelompok kemanusiaan telah menipis meski upaya perdamaian gencar dikumandangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa, namun perang yang terjadi hingga enam tahun ii terus berlanjut.
“Kami memiliki lebih dari 1.500 keluarga di kamp ini dan mereka sudah pindah tiga kali karena pertempuran terus mengikuti mereka,” kata Mohsen Mushalla, direktur kamp al-Sowaida sekitar 15 kilometer dari kota Marib.
Pertempuran berkecamuk selama berbulan-bulan di Marib dimana wilayah tersebut benteng terakhir pemerintah yang diakui secara internasional.
Pemerintahan Yaman digulingkan dari kekuasaan di ibu kota, Sanaa, pada akhir 2014 oleh gerakan Houthi yang berpihak pada Iran dimana Yaman akhirnya mendorong koalisi pimpinan Saudi untuk campur tangan.
Perang, yang menyebabkan krisis kemanusiaan terparah di dunia ini, telah menemui jalan buntu selama bertahun-tahun. Pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi juga memerangi separatis di selatan yang mencari kemerdekaan.
Beberapa diplomat dan ahli mengatakan bahwa kemenangan Houthi di Marib, akan memberi kelompok itu kendali penuh atas separuh utara Yaman, dapat memiliki “efek riak” pada konflik di Yaman dan menghalangi upaya PBB untuk mengamankan gencatan senjata nasional.
Kekerasan telah meningkat sejak utusan khusus PBB untuk Yaman Martin Griffiths menekan kedua belah pihak untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata yang akan membuka jalan bagi negosiasi untuk mengakhiri perang yang telah menewaskan lebih dari 100.000 orang itu. (reuters/Nabil al-Azuri, Ali Oweida, Abdulrahman Ansi, Tarek Fahmy)