Suaraanda.com, Yogyakarta- Gubernur DIY, Sultan HB X meminta jalur evakuasi di sekitar Gunung Merapi bebas dari lalu lalang kendaraan yang mengangkut beban berat menyusul naiknya status gunung tersebut dari Waspada (Level II) ke Siaga (Level III). Sultan menyebut, hal itu akan sangat berpengaruh terhadap kondisi jalan agar memudahkan aktivitas evakuasi sewaktu Merapi menunjukkan aktivitas yang meningkat.
“Truk dan sebagainya berhenti dan tidak boleh truk pasir lewat jalur evakuasi. Hal-hal seperti ini yang mesti dilakukan dulu, untuk lainnya yang bersifat teknis itu bisa,” kata Sultan, Jumat (6/11).
Dia menyatakan, persiapan mitigasi lainnya yang mesti dilakukan ke depan terkait dengan aktivitas Merapi akan dikoordinasikan dengan Pemkab Sleman pada pekan depan. Nantinya, Pemkab disebut dia mesti melakukan sejumlah hal guna memastikan keselamatan dan upaya-upaya pencegahan terhadap potensi bencana.
“Teknis bencana alam saya kira Kabupaten sudah hafal karena dulu setiap empat bulan mesti menyiapkan tempat untuk pengungsian, kendaraan evakuasi dan sebagainya kan mereka sudah tahu,” imbuhnya.
Sultan menjelaskan, dirinya juga telah memerintahkan Bupati Sleman untuk mengeluarkan surat edaran terkait dengan kondisi Gunung Merapi. Surat edaran itu mesti dipastikan telah sampai hingga ke tingkat pemerintahan paling bawah.
“Yang paling cepat dan utama dikeluarkan itu ya melarang truk masuk, orang naik ke Merapi dan kawasannya, dan jalur evakuasi dilewati oleh truk pasir. Kalau jalurnya rusak kan kecepatannya jadi agak terhalang untuk evakuasi,” ujarnya.
Sementara, BPPTKG Yogyakarta melaporkan bahwa, sejak Merapi ditetapkan status siaga tercatat sejak semalam aktivitas Merapi terjadi beberapa kali kegempaan guguran dan hembusan.
Dari pengamatan periode 6 November 2020 sejak pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB tercatat asap kawah putih dengan intensitas tipis dan tinggi 20 meter di atas puncak Merapi
BPPTKG Yogyakarta juga mencatat terjadi kegempaan guguran sebanyak 10 kali, hembusan 8 kali, hybrid atau fase banyak 73 kali, vulkanik dangkal sebanyak 10 kali, dan tektonik jauh sebanyak 1 kali. Tercatat juga sekitar pukul 10.36 WIB terdengar dari pos babadan suara guguran sedang.