
Suaraanda.com, Sumedang – Di tengah pandemi Covid-19 Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di sekolah di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, sudah mulai di lakukan. Seperti di sekolah SMAN Tanjungkerta, Senin (9/11/2020).
Pantauan Suaraanda.com. KBM tatap muka ini, para siswa diwajibkan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak, bahkan jumlah siswa di dalam satu kelas pun dibatasi. Sementara itu untuk siswa yang lainnya, tetap bisa mengikuti pembelajaran melalui aplikasi Zoom Meeting dari rumahnya, sehingga mereka tidak akan ketinggalan materi dari siswa yang menjalankan KBM tatap muka.Kepala SMAN Tanjungkerta, Jajat Sudrajat mengatakan, Pihaknya menggelar KBM tatap muka ini digelar karena pihaknya sudah mendapat rekomendasi dari Pemerintah Kabupaten Sumedang, yang dimana sebelumnya sudah mengadakan simulasi atau uji coba, dimana siswa yang mengikuti KBM ini dimulai dengan jumlah 20 persen dari jumlah siswa keseluruhan.”Jadi, KBM tatap muka untuk di SMAN Tanjungkerta sudah digelar mulai hari ini. Alhamdulillah, kita sudah legal mendapat rekomendasi langsung dari pak bupati. Siswa yang masuk ini 100 orang dulu, kita bisa lihat dikelas, jumlah siswa hanya setengahnya karena sebagian secara luring dan setengahnya belajar di rumah menggunakan Zoom Meeting,” kata Jajat.Jajat mengatakan, pada pekan pertama ini, KBM tatap muka di SMAN Tanjungkerta hanya diikuti oleh siswa kelas X, kemudian setelah satu pekan akan dilakukan evaluasi dengan semua guru yang mengajar dalam KBM tatap muka tersebut. Jika hasil evaluasi KBM tatap muka tersebut berjalan lancar dan tidak ada kekurangan, maka KBM ini akan ditambah dengan siswa kelas XI hingga siswa kelas XII atau dilakukan secara bertahap.Proses KBM tatap muka di setiap kelas itu dimulai sejak pukul 07.30 WIB hingga pukul 11.30 WIB. Sehingga, jika ada siswa yang tidak menerapkan protokol kesehatan saat belajar di kelas bisa terlihat dengan jelas.Lanjut Jajat, CCTV yang dipasang di setiap kelas itu untuk memantau aktivitas siswa saat jam-jam rawan terjadi kerumunan, terutama saat mereka berada di kelasnya masing-masing. Dengan cara seperti itu, kata Jajat, semua aktivitas para siswa saat berada di dalam kelas bisa terpantau dengan baik oleh guru-guru yang yang sedang piket.”Seperti pergantian jam pelajaran dan pergantian guru. Jadi, mereka itu dipantau di ruang monitor,” ucapnya.Jika ada siswa yang terekam dalam CCTV melanggar protokol kesehatan, kata jajat, seperti berkerumun dan bersentuhan dengan siswa lain, maka guru piket akan langsung mendatangi untuk memberikan teguran. CCTV tersebut sangat penting dilakukan karena jika tidak seperti itu.”Guru piket akan mendatangi ke kelas dan para siswa akan mendapatkan tindakan sesuai aturan yang berlaku. Jika tidak seperti ini, bisa terjadi kerumunan karena tidak ada yang memantau. Misalnya, saling meminjam alat dan saling meminta makanan,” ucapnya.