Suaraanda.com, Sragen – Di tengah beberapa wilayah mengalami banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang, kekeringan terjadi di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mendapatkan bahwa, kabupaten yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur ini mengalami kekeringan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen mencatat intensitas hujan menurun sehingga menyebabkan sumber mata air di kawasan ini berkurang.
Kekeringan berdampak pada ketersediaan air tanah yang dapat dimanfaatkan oleh warga setempat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPBD) mengidentfikasi korban terdampak kekeringan di wilayahnya mencapai 478 KK atau 1.697 jiwa.
Merespon kondisi kekeringan, BPBD Kabupaten Sragen telah melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan instansi terkait. Pemerintah daerah juga telah mendistribusikan bantuan air bersih sebanyak 42.000 liter.
Data BNPB hingga akhir Agustus 2020 lalu, kekeringan terjadi sebanyak 16 kali dengan jumlah populasi 948.754 terdampak. Kabupaten Sragen termasuk wilayah administrasi yang memiliki risiko bahaya kekeringan dengan tingkat risiko sedang hingga tinggi. Sebanyak 20 kecamatan dengan luas lebih dari 90 ribu hektar memiliki potensi bahaya kekeringan.
Sementara itu dilihat dari prakiraan curah hujan pada dasarian II September 2020 Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah ini memiliki curah hujan rendah. Hampir seluruh wilayah di Jawa Tengah bercurah hujan pada periode waktu tersebut.