• Kebijakan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Iklan
Selasa, Mei 17, 22
  • Login
  • Register
  • Home
  • Jakarta
  • Daerah
  • Internasional
  • Politik
  • Hukrim
  • Suara Komunitas
No Result
View All Result
suaraanda.com
suaraanda.com
No Result
View All Result
Home Nasional

Demonstrasi di Myanmar Memprihatinkan, Indonesia Lakukan Backdoor Diplomacy

by Dhenis Agam
10/02/2021
944
SHARES
1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Suaraanda.com, Depok– Situasi di Yangoon, Myanmar semakin memprihatinkan saat masyarakat melakukan demontrasi terkait penentangan terhadap milter yang melakukan kudeta. Polisi dan militer dikerahkan untuk membubarkan demonstrasi yang memakan korban.

Melihat situasi demikian, negara-negara ASEAN tidak dapat berbuat banyak mengingat prinsip non-intervensi dalam urusan dalam negeri negara anggota. Meski demikian pemerintah Indonesia melalui pernyataan Kementerian Luar Negeri telah menyampaikan keprihatinannya dan mengharapkan penyelesaian damai yang mengedepankan dialog. Tentu ini jauh dari cukup agar kekerasan di Myanmar tidak terus berlanjut.

“Oleh karenanya Indonesia sebagai sahabat Myanmar perlu melakukan upaya lebih dalam meredakan kekerasan yang mungkin bereskalasi,” kata Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana, Rabu (10/2/2021).

Dikatakan dia bahwa salah satu cara yang perlu dilakukan Indonesia adalah dengan backdoor diplomacy. Diplomasi yang tidak menggunakan saluran formal, melainkan pendekatan informal melalui tokoh-tokoh berpengaruh di kedua negara.

“Indonesia perlu menyampaikan ke Myanmar bahwa di era saat ini penggunaan kekerasan oleh pemerintah terhadap rakyatnya sudah tidak dapat ditoleransi oleh masyarakat internasional,” paparnya.

Rektor Universitas Jenderal A Yani itu menjelaskan penggunaan kekerasan dapat berujung pada pelanggaran HAM berat dan para pemimpinya akan dimintakan pertanggung jawaban secara hukum pidana internasional. Bahkan bila kekerasan berlanjut bukannya tidak mungkin masyarakat internasional dibawah naungan PBB melakukan intervensi bersenjata. Intervensi ini disebut sebagai Responsibility to Protect.

“Terlebih lagi penggunaan kekerasan akan berdampak pada perekonomian Myanmar yang sudah berkembang pesat dalam mengejar ketertinggalan dengan negara-negara ASEAN lainnya,” pungkasnya.

Share378Tweet236SendShareShare

Related Posts

Nasional

Dukungan Relawan Percepat Penanganan Bencana Banjir Katingan

14/09/2021
Nasional

Kasus Covid-19 Melandai, Masyarakat Diminta Tetap Waspada

11/09/2021
Foto: Istimewa
Jakarta

Gaya Hidup NEW NORMAL Dengan Produk AQUA JAPAN

11/09/2021
Nasional

Penguatan PPKM Level 4 di Provinsi Bali, 50.000 Masker disalurkan

31/07/2021
Nasional

Dukungan Relawan Percepat Penanganan Bencana Banjir Katingan

14/09/2021

Suaraanda.com,Katingan- Relawan merupakan sumber daya yang tidak terpisahkan dalam upaya penanggulangan bencana di suatu wilayah, khususnya pada saat masa tanggap...

Read more

Hujan Lebat Selama Empat Jam Picu Banjir di Kabupaten Lebak

14/09/2021

Berlakukan Ganjil Genap Ratusan Kendaraan di Bandunh Diputar Balik

12/09/2021

2.021 Jiwa Terdampak Banjir di Kabupaten Tanah Laut

12/09/2021

Lumba-Lumba Naik Motor, Kok Bisa?

11/09/2021
https://suaraanda.com/wp-content/uploads/2021/02/1612187453528.mp4

© 2020 - Suaraanda.com

  • Kebijakan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Iklan

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Jakarta
  • Daerah
  • Politik
  • Hukrim
  • Internasional
  • Suara Komunitas
  • Kebijakan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Iklan

Copyright © 2020 Suaraanda.com PT Andalan Putra Media

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In