Suaaranda.com, Gowa – Saat ini ditengah pandemi Covid-19, segala aktivitas yang dilakukan orang-orang menghabiskan waktunya dalam dunia internet.
Namun, nyatanya itu membuat salah seorang pelajar harus mengalami kebutaan mata, diduga karena dampak belajar daring yang selama ini diterapkan oleh pemerintah.
Ririn Andrianti bocah berusia 10 mengaku gangguan penglihatan atau buta yang dialaminya, sebelumnya hanya merasakan pusing.
“Sebelumya itu saya pusing karena mengerjakan tugas sekolah, setelah itu mata sebelah kiriku tiba-tiba buram,” aku Ririn. Jumat (20/11/2020).
Siswi yang duduk di kelas enam Sekolah Dasar (SD) ini adalah warga Desa Borimatangkasa, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.
Ia mengalami mata buta sejak Sabtu 14 November 2020 sore lalu. Dampak belajar daring terasa saat dirinya harus menghabiskan waktu 4 jam dalam sehari.
“Sejak Sabtu (14/11/2020) kemarin. Sebelumnya memang hanya mengalami pusing tapi tidak lama kemudian, rabun dan juga langsung tidak bisa melihat,” haru Ririn.
Ditempat yang sama, Satariah, nenek dari Ririn ini mengatakan ia kerap melihat cucunya yang belajar daring setiap hari menghabiskan waktu selama empat jam lamanya.
“Saat mengerjakan tugas sekolah, Ririn biasa menghabiskan waktu hingga empat jam,” tuturnya.
Meski demikian, kondisi Ririn yang mengalami kebutaan itu telah dibawa ke beberapa rumah sakit. Akan tetapi, para tenaga medis menyampaikan bahwa kondisi Ririn buta akibat pantulan radiasi handphone saat belajar daring.
“Sudah dibawa ke beberapa rumah sakit, tapi katanya dokter Ririn mengalami buta karena syaraf di bola matanya akibat radiasi cahaya handphone,” beber nenek Ririn.
Hal itulah membuat Ririn dan keluarganya berharap pihak sekolah atau Dinas Pendidikan memperhatikan kondisinya. Lantaran mengingat Ririn telah duduk dibangku kelas enam SD dan akan mengikuti ujian beberapa bulan kedepan.