Suaraanda.com, Jakarta – Tim Mitigasi PB menyebutkan bahwa dalam kurun waktu 3 hari sejak data terakhir dirilis, dua dokter umum meninggal dunia,- menambah total 117 dokter Indonesia yang meninggal akibat terpapar Covid-19.
Dr. Adib Khumaidi, SpOT – Ketua Tim Mitigasi PB IDI, mengatakan bahwa angka kematian dokter yang semakin cepat dan tajam ini menunjukkan masyarakat masih abai terhadap protokol kesehatan yang diserukan oleh para tenaga kesehatan dan pemerintah. tersebut berasal dari Jakarta dan Jatim.
Adib menyebutkan bahwa dengan jumlah dokter yang berguguran maka menjadi pekerjaan besar untuk tetap bisa memberikan proporsional dalam pelayanan kesehatan , para tenaga kesehatan kini menjadi benteng terakhir dalam penanganan Covid 19.
Sementara itu DR. Dr. Eka Ginanjar, SpPD, KKV, MARS selaku Ketua Tim Protokol Tim Mitigasi PB IDI mengatakan bahwa jumlah kematian masyarakat dan tenaga kesehatan di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia, yang jika dilihat penerepan protokol kesehatan pun selalu harus di terapkan.
Studi ilmiah yang dipublikasikan di The Lancet menyebutkan bahwa penggunaan alat pelindung diri dalam protokol kesehatan sangat membantu mencegah penularan. Dengan Menjaga Jarak selama sekurangnya 1 (satu) meter, dapat mencegah penularan hingga 82 persen. Penggunaan masker sesuai standar dapat mencegah penularan hingga 85 persen. Sementara itu, penggunaan face shield saja hanya mencegah hingga 78 persen. Namun akan lebih baik lagi apabila selain menggunakan masker juga sekaligus face shield.
“Kasus penularan yang terkontrol di masyarakat akan mengakibatkan kolapsnya sistem kesehatan yang ditandai dengan tingginya tenaga kesehatan yang terpapar Covid dan sulitnya mencari tempat perawatan. Akibatnya, korban pasien COVID meningkat dan disertai juga peningkatan angkat kematian pasien NON-COVID. Tugas kami – para tenaga kesehatan- tidak akan ada artinya tanpa peran serta masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan,” tutup Eka.