Suaraanda.com, Yogyakarta – Dalam rangka menyambut Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober, Minggu 25 Oktober 2020 digelar acara luar biasa yang bertujuan untuk menyatukan tekad ditengah pandemi yakni Nikah Bareng Sumpah Pemuda dimomentum HUT Kota Yogyakarta ke- 264 ini sebagai seri ke-7 penutup acara nikah bareng di masa pandemi.
Acara yang bertema Manten SatukanTekad Reresik Bumi Untuk Pariwisata Indonesia ini persembahan dari FORTAIS ( Forum Ta’aruf Indonesia) Sewon, Bantul, Dermaga Cinta Kali Gajahwong Giwangan, didukung Pemerintah Kota Yogyakarta, Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Puluhan MUA (make up artist), Latifa Jewerly, Novi Bambu 1719, SARA Fanciullini, Hotel BIFA, Taman Bunga Kotagede, Fotografer, Sekarung Dekor, Java Videotron, Pita Biru Production beserta beberapa pihak.
Ketua Panita Golek Garwo Fortais Sewon & Nikah Bareng Nasional, RM. Ryan Budi Nuryanto, mengatakan, acara nikah bareng kali ini digelar di destinasi wisata Kota Yogyakarta sore hari walau sederhana hanya terbatas beberapa panitia dan orang tua pengantin terkait sesuai dengan SOP Protokol Kesehatan tetapi juga disaksikan para wisatawan yang tetap menerapkan protokol kesehatan.
Prosesi diawali dengan kirab manten naik 2 mobil penyapu jalan (road sweeper), 3 tosa Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta start dari Kelurahan Giwangan menuju ke Dermaga Cinta Kali Gajahwong diiringi oleh 6 petugas cantik MUA berkostum DLH dan Srikandi Gajahwong sambil di jalan melakukan penyapuan sebagai symbol reresik bumi.
Sesampai lokasi dilakukan pengecekan suhu tubuh, pemakaian handsanitizer (cuci tangan) semua yang hadir termasuk pengantin dan petugas yang dilakukan oleh tim Puskesmas Umbulharjo bersama Pol PP, Polisi dan TNI.
Selanjutnya 3 pasang calon pengantin langsung memasuki Dermaga Cinta Sungai Gajahwong yang telah disulap menjadi pelaminan. Sebelum prosesi ijab qobul sebagai tanda mereka tetap semangat dalam mengadapi pandemi saat ini, bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mengucapkan Ikrar Sumpah Pemuda sebagai penanda Kebangkitan Pariwisata.
“Acara ini membawa misi Kampanye 3 M, Budaya, Kebangsaan & Pariwisata Jogja,” kata Ryan.
Prosesi Penutupan Nikah Bareng ini adalah Pernikahan Unik Pertama di Indonesia dan Dunia karena dilakukan secara bersamaan di atas kapal yang berlayar, Bendungan dan Mobil Road Sweeper (penyapu) DLH Kota Yogyakarta dengan mahar seperangkat alat sholat dan masker 28 buah (sesuai tanggal Sumpah Pemuda) dan 1 buah sapu lidi (gerang) symbol reresik bumi dan persatuan, dimana sebelum ijab pengantin membagikan masker kepada wisatawan sebagai komitmen mereka menjadi Duta Protokol Kesehatan 3 M.
Acara ini gratis full fasilitas dari biaya nikah, mahar ,pelaminan unik, cincin kawin tematik dengan tulisan aksara jawa, rias / baju pengantin, dokumentasi dan bulan madu di hotel berbintang, sebagai komitmen mereka menjadi Duta Protokol Kesehatan dan lingkungan di masyarakat dan kehidupan berumah tangga mereka membagikan masker dan menyapu jalan.
Para pengantin tampak antusias untuk membagikan masker kepada para wisatawan sambil juga menerima ucapan selamat berbahagia.
Ryan Budi Nuryanto, juga menegaskan dengan pernikahan ini sebagai tanda Kebangkitan Pariwisata dengan menerapkan protokol kesehatan dan inilah Wedding
Destinasi di Yogyakarta yang harus digarap bersama – sama banyak pihak untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat.
Dengan momentum ini sekaligus mencegah klaster keluarga dengan disiplin protokol kesehatan dan menciptakan keluarga baru yang berkarakter Indonesia yang menjadi Duta Protokol Kesehatan & Pariwisata, dimana kita bersama – sama saling mengingatkan, saling menjaga dan saling menguatkan dimulai dari lingkungan keluarga kita, sadar akan bahaya penyebaran covid-19 kalau tidak mematuhi protokol kesehatan yang sudah diatur oleh Pemerintah.
“Nikah Bareng kali ini adalah serie ke- 7 yang digelar ditengah Pandemi untuk meringankan beban masyarakat untuk menikah sesuai dengan protokol kesehatan. Kami juga menyatukan tekad bersama 8500 pasang Alumni Golek Garwo dan Nikah Bareng untuk mengkampayekan 3 M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak) dalam kehidupan tatanan baru (normal baru) ini,” pungkasnya.