Suaraanda.comTarakan – Alumni mahasiswa utara sebagai penggagas bedah buku ini mengambil momen 30 oktober 2020 bertepatan dengan 20 Tahun dialog pertama pembentukan Provinsi Kalimantan Utara yang melahirkan dewan formatur, Drs. AM Sulaiman, MSc, Dr. Jusuf SK, Drs. Masdjuni, Drs. Zainal Abidin, H. Abdul Djalil fatah,, Sofyan Asnawie, H. sukri Hasan, H. Udin Hianggio, Drs. Asmunie Alie dan Anang Dahlan.Selain para penulisnya Ismit Mado, Mahmud, Oscar Rudiansyah dan Haryansyah Budiman, mereka para alumni mahasiswa yang aktif disaat awal wacana Kaltara. Buku ini juga bukan hanya memuat potret kesejarahaan dari sosok yang telah turut berjuang dari awal hingga akhir terbentuknya provinsi Kalimantan Utara, namun juga memuat peristiwa-peristiwa kesejarahan Kaltara itu sendiri.Buku yang diberi judul, Konsisten Berjuang Untuk Kalimantan Utara: Anang Dachlan Djauhari adalah hasil research kecil para alumni penggagas Kaltara yang sengaja dipersembahkan untuk memberikan penghargaan kepada salah satu tokoh pejuang Kaltara, Anang Dachlan.Buku ini terdiri atas 5 bab atau para penulisnya menyebut sebagai keping-keping mozaik Anang Dachlan. Mudahan dengan adanya buku ini dan membacanya ada sepenggal cerita yang dapat terungkap dalam kesejarahannya. Bagi penulis, buku ini merupakan sumbangsih generasi bagi para tokoh yang konsisten berjuang untuk Kaltara. Dan hingga hari ini mereka yang masih tersisa saat terlibat secara konsisten mengawal Kaltara selain Anang Dachlan, adalah dokter Jusuf SK dan H. Udin Hianggio.Pendekatan teori C. Wright Mills, salah satu sosiolog terpenting Amerika mungkin bisa menjadi acuan karakteristik ketokohan dan fenomena sosial masyarakat saat wacana Kaltara ini didengungkan. Dalam bukunya sociological imagination, Mills menggabungkan tiga unsur penting di dalam studi sosial yaitu, biografi, sejarah, dan struktur sosial yang berlaku dalam hidup seorang tokoh. Biografi, sejarah maupun struktur sosial berpadu dalam diri Anang Dachlan yang saling melengkapi dan turut memberi peran dan pembentukan kepribadian beliau. Kecamuk sosial akibat perang di masa kanak-kanak dengan tetap memanggul semangat untuk bersekolah. Sangat kontras dan unpredictible. Keterkaitan semangat sekolah justru memutarbalikkan fakta bahwa mengubah nasib yang dimulai dari diri sendiri dan akan memberikan asas manfaat bagi masyarakat kemudian harinya. Dengan alasan ini tulisan yang disajikan dalam keping-keping episode perjalanan Anang Dachlan dapat dikategorikan sebagai buku bergenre sosiologi biografi atau biografi dalam konteks historis tertentu. Yaitu bagian pembentukan jatidiri hingga keterkaitan dengan rangkaian panjang perjuangan ide Kaltara. Ada 4 Fase perjuangan pembentukan provinsi Kalimantan utara selama 12 tahun yaitu : Fase Mahsiswa Utara, Fase Pemuda/KNPI, Fase dewan presidium dan fase Masyarakat Kaltara Bersatu [MKB].Menanggapi kesejarahaan oleh awak media via telepon, H Udin Hianggio menyatakan salut kepada mereka para penulis yang merupakan bagian dari saksi sejarah awal wacana Kaltara. Dan beliau membenarkan perjalanan panjang Kaltara ini dan ada Anang Dachlan dalam setiap peristiwanya.Harapan penulis hadirnya buku ini memberi aspirasi kepada generasi Kaltara, dan penting sebagai catatan para penulis bahwa ada 3 cara kekuasaan melemahkan suatu negeri atau bahkan menjajahnya. Caranya, kaburkan sejarahnya, hilangkan bukti-bukti sejarahnya, dan putuskan hubungan dengan para leluhurnya ujar penulis Swedia, Juri Lina.